Proposal Pemberdayaan Komunitas seni dan budaya
"Ketoprak sebagai Warisan Budaya: Strategi Pelestarian dan Pengembangan Seni Pertunjukan di Desa Plosojenar"
I. Latar Belakang
Desa Plosojenar, yang terletak di Kecamatan jakenan, Kabupaten pati, memiliki kekayaan budaya yang sangat berharga, salah satunya adalah seni pertunjukan ketoprak. Ketoprak, sebagai salah satu bentuk teater tradisional Jawa, mengandung nilai-nilai budaya yang mendalam dan dapat mencerminkan kehidupan masyarakat desa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan arus globalisasi, ketoprak di desa ini mulai kehilangan peminat, terutama di kalangan generasi muda.
Pemberdayaan seni dan budaya melalui ketoprak di Desa Plosojenar sangat penting untuk menjaga warisan budaya, meningkatkan keterampilan generasi muda, dan menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap budaya lokal. Oleh karena itu, diperlukan suatu program pemberdayaan yang dapat menghidupkan kembali seni ketoprak di desa ini.
II.Rumusan masalah
1.Bagaimana kondisi seni dan budaya Ketoprak di Desa Plosojenar saat ini, baik dari segi partisipasi masyarakat maupun pengelolaannya?
2.Apa saja faktor yang menghambat pelestarian seni dan budaya Ketoprak di Desa Plosojenar, baik dari sisi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, maupun pendanaan?
3.Bagaimana cara meningkatkan minat dan partisipasi generasi muda Desa Plosojenar terhadap seni dan budaya Ketoprak?
4.Bagaimana mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat dalam rangka melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya Ketoprak di Desa Plosojenar?
III. Tujuan
1. Melestarikan seni dan budaya ketoprak sebagai warisan budaya yang bernilai.
2. Meningkatkan minat generasi muda terhadap seni pertunjukan ketoprak.
3. Mengembangkan keterampilan para pelaku seni ketoprak, baik dalam hal seni peran, musik, tari, maupun teknik pertunjukan.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan seni yang dapat menarik wisatawan.
5. Meningkatkan rasa kebanggaan masyarakat terhadap budaya lokal.
VI.Manfaat kegiatan
Berikut adalah beberapa manfaat kegiatan pemberdayaan seni dan budaya Ketoprak di Desa Plosojenar berdasarkan narasi sebelumnya:
1. Pelestarian Seni dan Budaya Lokal
Kegiatan pemberdayaan seni dan budaya Ketoprak akan membantu melestarikan tradisi seni pertunjukan lokal yang menjadi bagian penting dari identitas budaya Desa Plosojenar, sehingga tidak hilang ditelan zaman.
2. Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Kegiatan ini akan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian seni dan budaya, baik melalui keterlibatan langsung dalam pertunjukan, latihan, maupun sebagai penonton. Hal ini juga mempererat hubungan sosial antarwarga desa.
3. Pengembangan Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Melalui pemberdayaan ini, masyarakat, khususnya generasi muda, akan memperoleh keterampilan baru dalam bidang seni pertunjukan, baik dalam akting, penulisan naskah, maupun pengelolaan pertunjukan. Ini akan meningkatkan keterampilan dan kapasitas SDM lokal.
4. Peningkatan Ekonomi Lokal
Dengan meningkatnya jumlah pertunjukan Ketoprak dan minat masyarakat, kegiatan ini dapat menarik wisatawan dan penonton dari luar desa, yang berpotensi mendongkrak ekonomi lokal, seperti melalui penjualan tiket, souvenir, atau makanan lokal.
5. Pengembangan Kreativitas dan Inovasi
Pemberdayaan ini juga memberikan ruang bagi masyarakat untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan seni Ketoprak, baik dari segi naskah, kostum, maupun tata panggung, sehingga seni ini tetap relevan dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai tradisionalnya.
6. Peningkatan Kesadaran Budaya dan Pendidikan Karakter
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada aspek seni, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai budaya dan pendidikan karakter kepada masyarakat, terutama kepada generasi muda, yang akan lebih mengenal sejarah dan tradisi mereka, serta menghargai keragaman budaya.
7. Pemberdayaan Ekosistem Seni dan Budaya Desa
Kegiatan ini akan memperkuat ekosistem seni dan budaya di desa, di mana pihak-pihak terkait seperti pemerintah desa, lembaga pendidikan, seniman lokal, dan masyarakat dapat berkolaborasi untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi pengembangan seni dan budaya.
Manfaat-manfaat tersebut akan memberikan dampak jangka panjang bagi keberlanjutan seni Ketoprak serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara sosial dan ekonomi.
V.Sasaran
1. Masyarakat umum di Desa Plosojenar, khususnya generasi muda.
2. Kelompok seni dan budayawan lokal.
3. Wisatawan dan pengunjung yang tertarik pada seni dan budaya tradisional.
4. Pemerintah daerah dan pihak-pihak yang berperan dalam pelestarian budaya.
VI.kajian pustaka
Berikut adalah contoh kajian pustaka yang relevan dengan pemberdayaan seni dan budaya Ketoprak di Desa Plosojenar berdasarkan narasi sebelumnya:
1. Pemberdayaan Masyarakat melalui Seni dan Budaya
Pemberdayaan masyarakat melalui seni dan budaya telah banyak dibahas dalam berbagai kajian yang menunjukkan bahwa seni dan budaya lokal dapat menjadi sarana efektif untuk memperkuat identitas sosial dan budaya suatu komunitas. Menurut **Sudarsono (2017)**, pemberdayaan masyarakat berbasis budaya memungkinkan masyarakat untuk lebih aktif dalam memelihara warisan budaya dan mengelola potensi seni sebagai bagian dari sumber daya yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi mereka. Melalui pelatihan seni, masyarakat tidak hanya diajak untuk mempertahankan tradisi, tetapi juga dilatih untuk mengembangkan keterampilan yang berharga dalam berbagai sektor.
2. Pelestarian Seni Tradisional sebagai Identitas Budaya
Pelestarian seni tradisional seperti Ketoprak penting sebagai upaya mempertahankan identitas budaya lokal dalam menghadapi arus globalisasi yang cenderung menyamaratakan budaya. **Kuntowijoyo (2000)** dalam bukunya *Globalisasi dan Identitas Budaya* menjelaskan bahwa seni tradisional memiliki peran strategis dalam menjaga keanekaragaman budaya yang semakin terancam oleh dominasi budaya luar. Ketoprak, sebagai salah satu seni pertunjukan tradisional, merupakan bagian dari kebudayaan Jawa yang perlu dilestarikan agar dapat dikenali dan dipahami oleh generasi mendatang.
3. Peran Generasi Muda dalam Pelestarian Seni dan Budaya
Keterlibatan generasi muda dalam pelestarian seni dan budaya tradisional menjadi hal yang krusial. **Suharyanto (2015)** menyatakan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam pelestarian seni tradisional adalah bagaimana menarik minat generasi muda untuk ikut serta. Aktivitas seni yang relevan dan inovatif, yang menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan elemen modern, dapat menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap seni Ketoprak. Kegiatan pemberdayaan yang melibatkan generasi muda, baik sebagai pelaku seni maupun penonton, diharapkan dapat menciptakan regenerasi seni yang berkelanjutan.
4. Ekonomi Kreatif dan Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan, termasuk Ketoprak, dapat menjadi bagian dari ekonomi kreatif yang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. **Pratama (2019)** dalam *Seni sebagai Potensi Ekonomi Kreatif* menjelaskan bahwa seni pertunjukan yang dikelola dengan baik dapat membuka peluang ekonomi, seperti melalui pertunjukan yang dapat menarik wisatawan, penyelenggaraan festival seni, dan penjualan produk terkait seni, seperti merchandise atau makanan khas. Oleh karena itu, seni Ketoprak yang dipertunjukkan secara rutin dapat menjadi salah satu sektor yang mendukung peningkatan ekonomi lokal, jika didukung oleh manajemen yang baik dan promosi yang efektif.
5. Manajemen Seni dan Budaya untuk Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan seni dan budaya dalam konteks ketoprak memerlukan pengelolaan yang baik. **Abdurrahman (2016)** dalam penelitiannya tentang *Manajemen Seni dan Budaya* menyebutkan bahwa manajemen seni yang baik dapat meningkatkan kualitas pertunjukan, memperluas jangkauan audiens, dan memperbaiki aspek ekonomi dari seni tersebut. Ini mencakup pengelolaan sumber daya manusia (seniman), sarana dan prasarana yang memadai, serta strategi pemasaran yang tepat untuk menarik penonton dan mendukung keberlanjutan kegiatan seni.
6. Pemberdayaan Melalui Kegiatan Seni untuk Pembangunan Sosial
Menurut **Wulandari (2018)** dalam *Seni untuk Pembangunan Sosial*, kegiatan seni tidak hanya berfungsi sebagai media ekspresi, tetapi juga sebagai sarana pembangunan sosial. Pemberdayaan yang dilakukan melalui seni Ketoprak tidak hanya meningkatkan keterampilan individu, tetapi juga membangun solidaritas sosial, memperkuat kebersamaan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Kegiatan seni menjadi alat yang efektif dalam menciptakan ruang bagi masyarakat untuk bekerja sama, berkolaborasi, dan mengatasi masalah sosial secara kolektif.
Kesimpulan dari Kajian Pustaka
Dari kajian pustaka yang ada, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan seni dan budaya, khususnya Ketoprak, memiliki manfaat ganda, baik dalam pelestarian budaya maupun dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pelestarian Ketoprak sebagai bagian dari identitas budaya dapat menguatkan jati diri lokal, sementara pemberdayaan masyarakat melalui seni juga membuka peluang untuk pertumbuhan ekonomi kreatif dan meningkatkan kesadaran budaya. Oleh karena itu, pengelolaan yang baik dan keterlibatan generasi muda sangat penting dalam memastikan keberlanjutan seni dan budaya Ketoprak di Desa Plosojenar.
VII.Alat dan bahan
1. Alat Musik Tradisional:
* Gamelan (angklung, gong, kendang, dll.)
* Rebab dan alat musik pengiring lainnya.
2. Peralatan Panggung:
* Panggung sederhana (bisa menggunakan bahan kayu atau bambu).
* Properti pendukung seperti meja, kursi, hiasan panggung.
3. Kostum:
* Kostum tradisional untuk para pemain (kostum pria dan wanita, sesuai dengan peran dalam pertunjukan ketoprak).
* Aksesoris tambahan seperti selendang, topeng, dan lain-lain.
4. Bahan Pelatihan:
* Buku atau materi referensi tentang seni ketoprak.
* Pembicara/pelatih profesional yang berpengalaman dalam seni ketoprak.
VIII.Tahapan kegiatan
1. Pelatihan dan Workshop Ketoprak
* Pengenalan dasar-dasar seni Ketoprak (akting, musik, tari, dan pementasan).
* Pelatihan intensif bagi warga desa yang tertarik untuk terlibat dalam kelompok seni Ketoprak.
2. Pembangunan Infrastruktur Penunjang
* Pembuatan atau renovasi panggung sederhana untuk pertunjukan Ketoprak.
* Pengadaan alat musik tradisional (gamelan, kendang, dll.).
* Penyediaan kostum dan properti pendukung.
3. Pementasan dan Penggalangan Penonton
* Penampilan rutin di acara-acara desa seperti perayaan hari besar, festival budaya, atau acara desa lainnya.
* Promosi melalui media sosial atau pemasangan spanduk untuk menarik perhatian masyarakat.
4. Festival Ketoprak Desa Plosojenar
* Mengadakan festival tahunan untuk menampilkan hasil karya seni ketoprak dari kelompok-kelompok yang terbentuk.
* Mengundang tamu atau penonton dari luar desa untuk memperkenalkan kesenian lokal.
IX.Waktu dan Tempat Kegiatan
1. Pelatihan dan Workshop Ketoprak
- Waktu:
- Hari: Setiap Sabtu dan Minggu
- Jam: 09.00 WIB - 14.00 WIB
- Durasi: 3 bulan (mulai dari bulan Maret hingga Mei 2025)
- Tempat:
- Balai Desa Plosojenar atau tempat terbuka yang memadai di sekitar desa.
2. Pembangunan Infrastruktur Penunjang
- Waktu:
- Pengerjaan: 2 bulan (Maret – April 2025)
- Jam:08.00 WIB - 17.00 WIB
- Setiap hari Senin sampai Jumat
- Tempat:
- Lokasi di sekitar Balai Desa Plosojenar, sesuai dengan kebutuhan panggung dan fasilitas pendukung.
3. Pementasan dan Penggalangan Penonton
- Waktu:
- Hari: Setiap akhir bulan (Jumat dan Sabtu)
- Jam: 19.00 WIB - 21.00 WIB
- Mulai dari bulan Juni 2025
- Tempat:
- Panggung pertunjukan yang telah disiapkan di Balai Desa Plosojenar atau lapangan desa yang cukup luas untuk menampung penonton.
4. Festival Ketoprak Desa Plosojenar
- Waktu:
- Tanggal:15 Agustus 2025 (menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia)
- Jam:09.00 WIB - 21.00 WIB
- Tempat:
- Lapangan Desa Plosojenar, dengan panggung utama di tengah lapangan.
Semua kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi proses pelestarian dan pemberdayaan seni ketoprak secara berkelanjutan, serta melibatkan masyarakat secara aktif di setiap tahapan.
X.Anggaran
XI.Indikator Keberhasilan dan Kegagalan
Indikator Keberhasilan dan Kegagalan Kegiatan Pemberdayaan Seni dan Budaya Ketoprak Desa Plosojenar
Indikator Keberhasilan
1. Peningkatan Partisipasi Masyarakat
- Indikator:
- Minimal 70% warga Desa Plosojenar, terutama generasi muda, terlibat aktif dalam pelatihan dan workshop ketoprak.
- Pembentukan kelompok seni ketoprak yang beranggotakan lebih dari 20 orang dari berbagai kalangan usia dan latar belakang.
- Verifikasi:
- Daftar hadir setiap sesi pelatihan.
- Dokumentasi kelompok seni yang terbentuk.
2. Peningkatan Keterampilan Peserta
- Indikator:
- 80% peserta pelatihan menunjukkan perkembangan signifikan dalam kemampuan akting, musik, dan tari ketoprak.
- Ada peningkatan kualitas pertunjukan dalam setiap pementasan yang dilakukan.
- Verifikasi:
- Penilaian berkala terhadap kemampuan peserta oleh instruktur pelatihan.
- Umpan balik dari penonton dan tim pengarah seni.
3. Pelaksanaan Pementasan Berkala
- Indikator:
- Pementasan seni ketoprak rutin dilakukan setiap akhir bulan dengan dihadiri minimal 100 orang penonton dari desa dan sekitarnya.
- Pertunjukan ketoprak mendapat respons positif dari masyarakat.
- Verifikasi:
- Laporan jumlah penonton dan dokumentasi acara.
- Umpan balik dari penonton melalui survei atau wawancara singkat.
4. **Keberhasilan Festival Ketoprak**
- Indikator :
- Festival Ketoprak Desa Plosojenar dapat dihadiri oleh lebih dari 500 orang, termasuk warga luar desa.
- Penampilan seni ketoprak dalam festival mendapat pengakuan positif dari peserta dan penonton.
- Verifikasi:
- Jumlah peserta festival dan laporan kegiatan.
- Umpan balik dari peserta dan pengunjung festival.
5. Pemeliharaan Infrastruktur dan Alat
- Indikator :
- Panggung dan alat musik yang dibangun dapat digunakan dalam pementasan tanpa kerusakan signifikan selama 1 tahun setelah pembangunan.
- Kostum dan properti tetap terawat dan digunakan dalam setiap pertunjukan.
- Verifikasi:
- Pemeriksaan dan laporan kondisi alat dan infrastruktur secara berkala.
- Dokumentasi pemeliharaan dan perawatan.
Indikator Kegagalan
1. Rendahnya Partisipasi Masyarakat**
- Indikator:
- Kurangnya minat dari warga untuk mengikuti pelatihan atau terlibat dalam kelompok seni ketoprak (kurang dari 30% partisipasi).
- Verifikasi :
- Data kehadiran yang sangat rendah pada setiap sesi pelatihan atau kegiatan terkait.
2. Keterlambatan atau Kegagalan Pelaksanaan Pementasan
- Indikator:
- Pementasan tidak terlaksana sesuai jadwal atau terhenti dalam waktu singkat karena kurangnya persiapan atau keterbatasan anggota.
- Verifikasi:
- Tidak adanya pementasan yang terjadwal atau laporan kegagalan pertunjukan.
3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia dan Keahlian
- Indikator :
- Peserta pelatihal tidak mengalami peningkatan keterampilan yang signifikan.
- Tidak adanya pelatih atau instruktur yang berkompeten untuk mengelola pelatihan.
- Verifikasi :
- Umpan balik yang negatif atau hasil evaluasi yang menunjukkan stagnasi keterampilan peserta.
4. Kegagalan Infrastruktur
- Indikator :
- Panggung dan peralatan yang disiapkan rusak atau tidak dapat digunakan dalam waktu singkat setelah pembangunannya.
- Kostum dan properti tidak dapat digunakan lagi karena kerusakan atau ketidakcocokan.
- Verifikasi :
- Tidak dapat digunakan atau rusaknya infrastruktur yang telah dibangun, menyebabkan terhambatnya pementasan.
5. Rendahnya Kehadiran Penonton dalam Pementasan
- Indikator:
- Kehadiran penonton kurang dari 50 orang dalam setiap pementasan.
- Kurangnya minat masyarakat untuk menonton pertunjukan ketoprak, baik dari dalam desa maupun luar desa.
- Verifikasi :
- Laporan jumlah penonton yang sangat rendah dibandingkan dengan target yang diharapkan.
Dengan adanya indikator keberhasilan dan kegagalan ini, pihak pelaksana dapat lebih mudah melakukan evaluasi dan perbaikan untuk memastikan kegiatan pemberdayaan seni dan budaya ketoprak dapat berlangsung dengan efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Plosojenar.
XII.Tata Cara Evaluasi Keberhasialan
### Tata Cara Keberhasilan Kegiatan Pemberdayaan Seni dan Budaya Ketoprak Desa Plosojenar
Untuk memastikan kegiatan pemberdayaan seni dan budaya ketoprak di Desa Plosojenar dapat berjalan dengan baik dan berhasil, berikut adalah **tata cara** yang perlu dilakukan oleh panitia pelaksana:
---
### **1. Persiapan Awal**
**A. Penyuluhan dan Sosialisasi**
- **Langkah-langkah**:
- Mengadakan pertemuan awal dengan warga desa untuk menyosialisasikan pentingnya pelestarian seni ketoprak dan manfaatnya bagi komunitas.
- Melibatkan tokoh masyarakat, kepala desa, dan pihak terkait untuk memberikan dukungan moral dan finansial.
- Mencetak dan membagikan materi promosi melalui spanduk, poster, dan media sosial desa.
- **Tujuan**:
- Menarik perhatian masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini, baik sebagai peserta pelatihan maupun penonton pementasan.
---
### **2. Rekrutmen dan Pelatihan Peserta**
**A. Pembukaan Pendaftaran dan Seleksi Peserta**
- **Langkah-langkah**:
- Membuka pendaftaran untuk warga yang ingin mengikuti pelatihan ketoprak. Pendaftaran dilakukan secara terbuka tanpa batasan usia.
- Menyusun jadwal pelatihan yang mencakup teknik akting, musik, tari, serta tata panggung dan kostum.
- Seleksi peserta dilakukan melalui wawancara singkat untuk mengetahui minat dan bakat mereka.
- **Tujuan**:
- Mendapatkan peserta yang berkomitmen untuk mengikuti pelatihan secara konsisten.
**B. Pelaksanaan Pelatihan**
- **Langkah-langkah**:
- Pelatihan dimulai dengan mengenalkan dasar-dasar seni ketoprak (seperti teknik dasar akting, tarian tradisional, dan penguasaan alat musik).
- Pelatih yang berpengalaman dalam seni ketoprak akan memberikan pelatihan intensif dan mendalam.
- Setiap peserta diberikan kesempatan untuk berlatih sesuai dengan perannya masing-masing (aktor, musisi, atau penari).
- **Tujuan**:
- Peserta pelatihan mampu menguasai keterampilan yang diperlukan untuk pementasan, dan dapat memperlihatkan perkembangan kemampuan dalam setiap sesi.
---
### **3. Penyediaan Infrastruktur dan Alat Pendukung**
**A. Pembangunan Panggung dan Pengadaan Alat**
- **Langkah-langkah**:
- Mengidentifikasi lokasi yang tepat untuk pembangunan panggung, seperti di Balai Desa atau lapangan terbuka yang dapat menampung penonton.
- Membangun panggung dengan bahan yang tahan lama dan aman untuk pertunjukan.
- Mengadakan alat musik tradisional (gamelan, kendang, rebab, dll.) serta kostum dan properti untuk pertunjukan.
- **Tujuan**:
- Menyediakan fasilitas yang memadai untuk kegiatan pementasan agar pertunjukan dapat berlangsung dengan lancar dan profesional.
---
### **4. Pementasan dan Penggalangan Penonton**
**A. Penjadwalan Pementasan**
- **Langkah-langkah**:
- Menjadwalkan pementasan di akhir bulan dengan memilih hari yang tepat (Jumat atau Sabtu) agar banyak penonton yang bisa hadir.
- Promosi acara melalui spanduk, media sosial, dan undangan kepada masyarakat, baik dalam desa maupun luar desa.
- Mengundang tokoh penting, pejabat desa, dan pihak luar untuk menambah semarak acara.
- **Tujuan**:
- Menarik penonton dengan pertunjukan yang menarik, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya ketoprak.
**B. Evaluasi dan Umpan Balik**
- **Langkah-langkah**:
- Mengumpulkan umpan balik dari penonton mengenai kualitas pertunjukan (misalnya, melalui survei atau wawancara singkat).
- Menilai hasil pementasan berdasarkan penampilan peserta dan respons penonton.
- Memberikan penghargaan atau sertifikat kepada peserta yang menunjukkan kemajuan atau prestasi luar biasa dalam pelatihan atau pementasan.
- **Tujuan**:
- Menilai keberhasilan pementasan dan memberikan dorongan kepada peserta untuk terus berkembang.
---
### **5. Festival Ketoprak Desa Plosojenar**
**A. Perencanaan Festival**
- **Langkah-langkah**:
- Mengadakan rapat panitia untuk merencanakan festival ketoprak, mulai dari waktu, tempat, peserta, hingga teknis pelaksanaan.
- Mengundang kelompok seni ketoprak dari desa sekitar untuk berpartisipasi dalam festival, sehingga memperluas jangkauan kegiatan.
- Menyusun agenda acara, mulai dari pertunjukan, pameran seni, hingga kegiatan pendukung lainnya (seperti bazar atau lomba budaya).
- **Tujuan**:
- Menjadikan festival sebagai acara tahunan yang dapat menarik perhatian lebih banyak orang dan memberikan dampak ekonomi serta sosial positif bagi desa.
**B. Pelaksanaan Festival**
- **Langkah-langkah**:
- Mengatur tempat, memastikan panggung, alat musik, dan kostum sudah siap digunakan.
- Menyediakan kebutuhan teknis seperti sound system, pencahayaan, dan dokumentasi acara.
- Mengatur jadwal pertunjukan dan memastikan setiap kelompok atau individu mendapat giliran tampil.
- **Tujuan**:
- Menghasilkan festival yang sukses, dengan banyak penonton yang menikmati pertunjukan dan merasakan kekayaan budaya ketoprak.
---
### **6. Pemantauan dan Evaluasi Berkala**
**A. Monitoring Kegiatan**
- **Langkah-langkah**:
- Panitia melakukan evaluasi setiap bulan terhadap perkembangan pelatihan, partisipasi masyarakat, dan hasil pementasan.
- Memonitor kondisi fasilitas dan alat yang digunakan dalam pertunjukan secara berkala.
- Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang muncul selama proses pelatihan atau pementasan.
- **Tujuan**:
- Menjaga kualitas kegiatan dan menghindari masalah yang dapat mengganggu kelancaran acara.
**B. Evaluasi Akhir Program**
- **Langkah-langkah**:
- Setelah pelaksanaan festival, panitia menyusun laporan evaluasi kegiatan yang mencakup hasil pencapaian, kekuatan, dan area yang perlu diperbaiki.
- Mengadakan rapat penutupan untuk merencanakan langkah selanjutnya, baik untuk pengembangan program ke depan atau penguatan kelompok seni ketoprak.
- **Tujuan**:
- Menyusun rencana tindak lanjut untuk mempertahankan keberlanjutan kegiatan dan menambah kesuksesan pada tahun berikutnya.
---
Dengan melaksanakan tata cara di atas secara terstruktur, kegiatan pemberdayaan seni dan budaya ketoprak di Desa Plosojenar dapat mencapai keberhasilan yang diharapkan, melibatkan masyarakat secara aktif, serta melestarikan seni ketoprak sebagai bagian dari warisan budaya yang bernilai tinggi.
XII.jadwal kegiatan /timeline
XIV.Rencana tindak lanjut
Langkah Tindak Lanjut:
* Pembentukan Kelompok Seni Ketoprak:
* Setelah festival pertama, kelompok seni yang telah terbentuk di desa akan diberdayakan untuk tetap aktif berlatih dan mengadakan pementasan secara berkala.
* Kelompok seni akan dibentuk dengan struktur organisasi (ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota), yang bertanggung jawab atas kelangsungan kegiatan.
* Pelatihan Lanjutan dan Pengembangan:
* Mengadakan pelatihan rutin, baik secara internal oleh sesama anggota atau melalui kerja sama dengan pelatih dari luar desa, untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam akting, musik, tari, dan teknik pementasan.
* Pelatihan dapat diselenggarakan setiap bulan atau setiap tiga bulan, tergantung pada kebutuhan dan kemampuan kelompok.
* Keberlanjutan Pementasan:
* Menjadwalkan pementasan secara rutin di acara-acara desa, seperti perayaan hari besar, festival budaya, atau acara khusus desa.
* Meningkatkan kerjasama dengan desa-desa tetangga untuk berbagi pengalaman dan mengadakan pertunjukan bersama.
XVI.Daftar Pustaka
XV.Daftar Pustaka
1. **Badan Pelestarian Pusaka Indonesia**. (2017). *Pelestarian Seni dan Budaya Daerah: Ketoprak sebagai Warisan Budaya Tak Benda*. Jakarta: BPPI.
2. **Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia**. (2019). *Panduan Pengelolaan Seni Budaya Tradisional di Masyarakat*. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. **Suryanto, B.** (2020). *Pengembangan Seni Budaya Tradisional untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa*. Yogyakarta: Penerbit Sumber Daya.
4. **Wulandari, I. S.** (2021). *Seni Ketoprak dan Perkembangannya di Era Modern*. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.
5. **Prasetyo, H.** (2018). *Membangun Komunitas Seni Melalui Kegiatan Pementasan Ketoprak di Desa*. Jakarta: Pustaka Pelajar.
6. **Rachmawati, S.** (2022). *Festival Budaya dan Partisipasi Masyarakat: Studi Kasus Pementasan Ketoprak di Jawa Tengah*. Semarang: Universitas Diponegoro.
7. **Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia**. (2020). *Penguatan Seni Budaya dan Ekonomi Kreatif di Desa*. Jakarta: Kemenparekraf.
8. **Nugroho, P.** (2017). *Menyelamatkan Seni Tradisional: Upaya Melestarikan Seni Ketoprak di Masyarakat Desa*. Malang: Penerbit Sains.
9. **Rahayu, T.** (2019). *Peran Seni dan Budaya dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa: Sebuah Tinjauan dari Perspektif Ketoprak*. Surabaya: Penerbit Alam.
10. **Supriyanto, A.** (2021). *Membangun Infrastruktur Seni di Desa untuk Pemberdayaan Ekonomi Kreatif*. Solo: Penerbit Gramedia.